Dalam upacara peringatan HUT Ke-79 Republik Indonesia yang digelar di Pondok Pesantren Al-Muhajirin Pusat, KH. R. Marpu Muhidin Ilyas, MA, selaku pembina upacara, menyampaikan pesan-pesan mendalam yang relevan dengan kehidupan santri dan umat Muslim. Tausyiah yang disampaikan penuh makna, mengajak para santri untuk merenungkan pentingnya menghargai nikmat Allah, menjaga akal dan nafsu, serta memaknai kemerdekaan dengan sudut pandang pesantren.
Menghitung Nikmat dan Menjaga Kebaikan KH. R. Marpu mengawali dengan mengingatkan bahwa "Belajar menghitung nikmat adalah hal yang sering dilupakan oleh banyak orang." Beliau menekankan pentingnya merenungkan nikmat yang Allah berikan dan selalu bersyukur. Dalam kesempatan ini, beliau juga mengajak para santri untuk "Membuat daftar 33 kebaikan," sebagai bentuk introspeksi dan motivasi untuk terus melakukan hal-hal yang baik.
Kemerdekaan yang Harus Disyukuri Memasuki HUT Ke-79 RI, KH. R. Marpu mengingatkan bahwa "Kita harus sangat berbahagia," karena telah diberi kesempatan untuk menikmati kemerdekaan. Beliau menyoroti tema kemerdekaan tahun ini, "Nusantara Maju," yang menurutnya harus dimaknai dengan kearifan pesantren. Tema ini mengingatkan kita bahwa "Kebaruan Nusantara adalah rahmat dari Allah," dan sebagai umat Muslim, kita harus menjauhkan diri dari segala hal yang tidak mendekatkan kita kepada-Nya.
Perang dalam Diri: Akal vs Nafsu Salah satu pesan penting yang disampaikan adalah mengenai perang yang ada dalam diri setiap individu. "Di dalam diri ada peperangan yang tidak akan selesai, yaitu antara akal dan nafsu," ujar KH. R. Marpu. Beliau menegaskan bahwa "Kemerdekaan akal adalah ketika kita mampu mendekatkan diri kepada Allah dan Rasul-Nya." Sebaliknya, jika seseorang jauh dari hal tersebut, itu berarti dia berada dalam kemerdekaan nafsu. Oleh karena itu, beliau mengajak para santri untuk "Melatih dan melantik akal," agar tidak mudah dikuasai oleh nafsu.
Pemimpin yang Hebat untuk Umat yang Hebat Dalam tausyiahnya, KH. R. Marpu juga menekankan pentingnya memiliki pemimpin yang hebat. "Pemimpin yang hebat adalah karunia untuk orang-orang yang hebat," tegasnya, mengutip ayat dari Al-Qur'an, وجعل الله المتقين اماما. Beliau juga mengingatkan bahwa "Hamba sahaya yang bisa menahan diri adalah orang merdeka," sebaliknya, orang merdeka yang tidak bisa menahan diri adalah hamba sahaya.
Nutrisi Akal dan Arti Kemajuan Pesan terakhir yang disampaikan adalah pentingnya memberikan nutrisi bagi akal. "Nutrisi akal adalah ilmu dan dzikir kepada Allah," ujar beliau, mengutip hadits Rasul yang mengatakan bahwa musuh paling berat adalah nafsu yang ada di antara kedua sisi tubuh kita, اعدى اعدئك نفسك التى بين جنبيك. Beliau juga menjelaskan bahwa kemajuan Nusantara, seperti yang tertuang dalam tema "Nusantara Maju," hanya bisa dicapai jika setiap hari kita terus berusaha menjadi lebih baik dari hari sebelumnya.
KH. R. Marpu Muhidin Ilyas, MA, mengakhiri tausyiahnya dengan mengingatkan para santri Pondok Pesantren Al-Muhajirin Pusat untuk memastikan diri mereka selalu berada di jalan yang benar dan tidak merasa cukup dalam hal kebaikan, karena "Jika kita merasa cukup, itu adalah keterjajahan." Pesan ini diharapkan dapat menjadi pegangan bagi para santri dalam menjalani kehidupan sehari-hari, serta memperkuat iman dan ketakwaan mereka kepada Allah SWT.
Tinggalkan Komentar