Purwakarta – Dalam suasana khidmat acara Lailatul Muwaada’ah dan Pembagian Raport Durusul Lail Semester Genap tahun ajaran 2024/2025, Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin, KH. R. Marpu Muhidin Ilyas, MA menyampaikan amanat penting kepada seluruh santri menjelang liburan.
Dalam nasihatnya, beliau menekankan bahwa masa liburan bukanlah waktu untuk bermalas-malasan, melainkan saat yang tepat untuk membuktikan hasil pendidikan selama di pondok. “Nilai sesungguhnya bukan hanya terlihat dari raport, tapi dari perilaku kalian di rumah. Ketika di pondok kalian bisa shalat, ngaji, berjamaah, baca Al-Qur’an, itu semua karena Taufiq dari Allah,” ujar beliau.
Beliau menambahkan, bahwa kegagalan dalam bermaksiat juga merupakan bentuk Taufiq. “Ingin bolos tapi tidak jadi, mau kabur tapi batal – itu juga Taufiq dari Allah. Maka jangan sampai ketika pulang ke rumah, justru kualitas kalian lebih jelek dari saat di pondok.”
Lebih lanjut, KH. Marpu menekankan identitas hakiki santri melalui empat level: Tholib (pencari ilmu), Murid (orang yang memiliki kehendak), Tilmid (yang merendahkan diri di hadapan guru), dan Muta’alim (yang terus belajar). “Namun yang paling tinggi adalah menjadi Shohib, yakni yang selalu bersama guru dan berada di hatinya,” ungkap beliau.
“Tujuan akhir dari kesantrian adalah keterhubungan dengan guru (ittishâl). Tidak akan sampai kepada Allah tanpa melalui Rasul, dan tidak mungkin sampai kepada Rasul tanpa perantara guru,” pesan beliau menegaskan pentingnya adab dan relasi spiritual dengan guru.
Di akhir amanatnya, beliau berpesan agar liburan ini dijadikan sebagai ajang latihan menjaga hubungan batin dengan guru. “Kalau kalian menjaga hubungan itu, insya Allah, Allah akan menjaga kalian dimanapun berada,” pungkasnya.
Acara ini menjadi momen reflektif sekaligus motivatif bagi seluruh santri agar tetap istiqamah dalam belajar dan menjaga nilai-nilai pesantren sel
Dibaca 61x
Tinggalkan Komentar