Dalam suasana penuh khidmat di malam muwadda'ah, Pengasuh Pondok Pesantren Putra Al-Muhajirin Pusat, KH. Marpu Muhidin Ilyas, M.A., menyampaikan amanat yang mendalam kepada para santri. Pesan beliau tidak hanya menjadi refleksi atas perjalanan ilmu di pesantren, tetapi juga panduan untuk melangkah dengan keberkahan saat kembali ke rumah.
1. Pentingnya Pendengaran dan Pengulangan dalam Belajar
Beliau membuka amanatnya dengan mengingatkan bahwa daya serap otak terhadap ilmu sangat dipengaruhi oleh apa yang pertama kali didengar, yang terakhir, dan yang diulang-ulang. Inilah pentingnya memaksimalkan setiap momen belajar di pesantren.
2. Mengamalkan Ilmu: Kunci Keberkahan
KH. Marpu menegaskan bahwa ilmu yang telah diperoleh di kelas, majelis durusul lail, maupun durusunnahar, hanya akan bermakna jika diamalkan. Pertanyaan besar bagi setiap santri adalah apakah ilmu yang didapat akan tetap ada dan diamalkan?
3. Perjuangan Meraih Ridho Guru
Beliau menggarisbawahi bahwa perjuangan terbesar santri adalah mendapatkan izin dan ridho guru. Ridho ini menjadi elemen terpenting dalam perjalanan ilmu. Beliau mengingatkan agar setiap santri memastikan pulangnya dengan membawa ridho guru, karena ridho ini akan menjadi energi luar biasa yang memberi kekuatan.
4. Tantangan di Rumah: Salaka dan Tholab
KH. Marpu menjelaskan dua tantangan utama yang harus dijaga santri saat di rumah:
5. Pulang dengan Makna
Beliau berpesan agar setiap santri pulang dengan membawa makna, menjaga aktivitas keilmuan, dan tidak terputus dari nilai-nilai pesantren. Kepulangan santri diharapkan membawa keberkahan bagi keluarga dan masyarakat.
6. Harapan dan Motivasi bagi Semua Santri
Kepada santri yang berprestasi, beliau menyampaikan ucapan selamat, menegaskan bahwa prestasi adalah anugerah Allah. Kepada yang belum berprestasi, beliau memberi motivasi bahwa karunia Allah amat luas, dan perjalanan menuju Allah tidak pernah sempit. Setiap santri memiliki kesempatan untuk dipanggil ke podium kemuliaan Allah di akhirat.
7. Hormat kepada Orang Tua
KH. Marpu menutup amanatnya dengan meminta santri menyampaikan salam kepada orang tua dan terus menjaga adab serta bakti kepada mereka. Hal ini menjadi penanda bahwa seorang santri adalah cerminan kebaikan dan akhlak mulia.
Penutup Penuh Doa dan Keberkahan
Amanat KH. Marpu Muhidin Ilyas ini adalah panggilan kepada para santri untuk terus istiqamah dalam menjalankan ilmu, meraih ridho guru, dan menjadikan kepulangan mereka bermakna. Semoga keberkahan para guru dan syekhuna turun kepada para santri, membawa mereka menuju jalan keberkahan di dunia dan akhirat.
Tinggalkan Komentar