Purwakarta – Ada yang berbeda dari proses penerimaan santri baru di SMA dan MA Al-Muhajirin Pusat Purwakarta. Bukan hanya soal daftar ulang atau pengenalan lingkungan, para santri baru di sini langsung dihadapkan dengan tantangan intelektual: tes diagnostik dan asesmen literasi-numerasi digital.
Kegiatan ini bukan sekadar rutinitas, tetapi sebuah terobosan inovatif yang bertujuan untuk memetakan potensi dan kebutuhan belajar masing-masing santri sejak hari pertama. Dengan dukungan fasilitas laboratorium komputer modern, seluruh asesmen dilakukan secara digital, mencerminkan komitmen Al-Muhajirin dalam mengintegrasikan nilai-nilai pesantren dengan kemajuan teknologi pendidikan.
“Kami tidak ingin hanya tahu nilai akhir, tapi memahami bagaimana cara santri berpikir dan belajar. Dari sini, kami bisa membimbing mereka lebih tepat,” ujar salah satu guru pembimbing kegiatan.
Dengan semangat integrasi ilmu agama dan ilmu umum, SMA dan MA Al-Muhajirin Pusat terus bergerak menjadi madrasah kader ulama masa depan yang berwawasan luas, berpikir kritis, dan siap menghadapi tantangan zaman. Tes diagnostik dan asesmen ini menjadi langkah awal menuju pendidikan yang personal, adaptif, dan berkelanjutan.
Kegiatan ini juga menjadi bukti bahwa pondok pesantren bukan hanya tempat mengaji, tapi juga pusat lahirnya generasi literat dan numerat yang mampu bersaing di tingkat nasional bahkan internasional.
Tinggalkan Komentar