Purwakarta – Organisasi Pelajar Pesantren Al-Muhajirin (Al-Muhajirin) berhasil menggelar seminar menulis kreatif dan bedah buku bertajuk “10 Toxic Hati dan Cara Membersihkannya” yang ditulis oleh KH. R. Marpu Muhiddin Ilyas, MA. Acara yang dihadiri oleh peserta dari berbagai Pondok Pesantren dan sekolah SMA/MA di Purwakarta ini berlangsung dengan penuh antusiasme di Aula Pondok Pesantren Al-Muhajirin Pusat.
Seminar ini menjadi ajang pembelajaran yang berharga bagi para peserta, di mana mereka tidak hanya mendalami isi buku, tetapi juga mendapatkan wawasan tentang teknik menulis kreatif yang disampaikan langsung oleh sang penulis, KH. R. Marpu Muhiddin Ilyas, MA, yang juga merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Al-Muhajirin Pusat sekaligus Kepala MA dan SMA Al-Muhajirin Pusat Purwakarta. Dalam sesi ini, beliau mengupas tuntas isi bukunya yang mengulas sepuluh sifat negatif yang dapat merusak hati manusia dan cara membersihkannya dengan pendekatan spiritual dan psikologis.
Dr. Hj. Ifa Faizah Rohmah, M.Pd., selaku Ketua Yayasan Al-Muhajirin, juga turut memberikan sambutan. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan pentingnya kesadaran untuk menjaga hati dari sifat-sifat negatif serta mendorong para peserta untuk terus meningkatkan kemampuan menulis mereka sebagai salah satu bentuk ekspresi diri yang positif. “Kegiatan seperti ini sangat penting untuk membekali santri dan siswa dengan kemampuan yang tidak hanya akademik, tetapi juga spiritual dan literasi,” ungkapnya.
Selama acara berlangsung, para peserta juga diberi kesempatan untuk berdialog langsung dengan KH. Marpu Muhiddin Ilyas MA. Diskusi berlangsung interaktif, dengan banyaknya pertanyaan dari para peserta yang penasaran bagaimana cara menerapkan pembelajaran dari buku tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu santri yang hadir, Amelia Ambar Zaenuri, dari SMA Al-Muhajirin Pusat, menyampaikan kesannya, “Buku ini sangat menginspirasi dan membuka wawasan kami tentang pentingnya menjaga kebersihan hati.”
Seminar ini tak hanya sekadar acara bedah buku, tetapi juga memberikan ruang bagi para peserta untuk meningkatkan keterampilan menulis mereka melalui workshop singkat. Para peserta dilatih untuk menuangkan pemikiran mereka secara kreatif dan terstruktur, dengan tujuan agar mampu menghasilkan karya tulis yang bernilai.
Di penghujung acara, KH. Marpu Muhiddin Ilyas, MA mengajak seluruh peserta untuk tidak hanya membaca, tetapi juga memahami esensi dari buku “10 Toxic Hati” dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. “Ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah. Semoga apa yang dibahas hari ini bisa kita implementasikan dalam tindakan nyata,” pesannya menutup seminar.
Seminar ini diharapkan mampu menjadi langkah awal bagi para santri dan siswa di Purwakarta untuk lebih berani berkarya melalui tulisan dan menjadikan literasi sebagai bagian penting dalam perjalanan hidup mereka.
Tinggalkan Komentar